Sunday, May 15, 2011

Ngobrol, Curhat, Ketawa.

Kemarin Posma ulang tahun. Saya, bersama teman-teman sekelompok Metpen 3 saya, Ekki, Ryan, Anis, dan Ita, berencana membuat surprise untuk Posma. Kami bahkan kerja sama dengan ceweknya Posma. Tapi rencana gagal gara-gara Posma ngeliat Anis jalan menuju SC (tempat kami sembunyi) dan tiba-tiba masuk sambil bilang, "kok kalian pada bohongin gue???" - karena kami semua bilang kalau kami masih di jalan, padahal udah sampe kampus dari tadi. Rencana gagal, tapi nggak papa karena Posma tetep terlihat senang.

Sebenernya hari itu kami ke kampus untuk belajar bareng P3 (Pengantar Pengukuran Psikologi). Tapi ujung-ujungnya kami cuma nyampah di SC. Ngobrol, curhat, ketawa. Tapi kami nggak nganggep itu sia-sia, karena sama aja itungannya sebagai team building ketiga, atau team building pertama yang formasinya lengkap (team building pertama di mobil menuju Java Jazz - nggak ada Posma karena dia semobil sama ceweknya, team building kedua karaokean - nggak ada Anis karena harus latihan Paragita). Kalau benar kami bakal sekelompok terus sampai KAUP (Kecuali Ita, mungkin, kalau dia balik ke kelompok awalnya), kami butuh team building yang banyaaaaak sebelum KAUP.

Karena hari itu Ryan banyak curhat soal cewek yang lagi dia incer dan Posma-Anis jadi penasehatnya, saya dan Ekki membuat nama untuk sesi kemarin: Belajar P3, Pengantar Pendekatan Pacaran.

Setelah itu, kami foto-foto sebentar di Taman Akademos:





(dari kiri, searah jarum jam: Ita, Saya, Anis, Posma, Ekki, Ryan)




Meskipun bisa dibilang nggak ngapa-ngapain, kemarin adalah hari yang sangat menyenangkan buat saya. Entah kenapa. Mungkin karena saya cerita ke Ekki tentang masalah yang sedang saya hadapi belakangan, beserta tambahan informasi yang belum pernah saya ceritain ke siapa-siapa. Mungkin karena Ekki cerita ke saya soal ceritanya yang juga belum pernah ia ceritakan ke orang lain selain orang yang bersangkutan (atau udah, Ki? haha). Mungkin karena Ryan yang cerita banyak soal perempuan yang lagi ia suka, dengan raut muka yang begitu bersemangat dan gaya bercerita yang beda dengan saat ia nyeritain hal-hal lain. Mungkin karena makan cheese cake buat Posma yang enaknya bukan main. Atau mungkin karena SMS dari Senja, yang meskipun cuma berisi "Yas, gue seneng", bisa bikin saya ikutan seneng. Atau simply karena ada begitu banyak yang harus saya kerjakan dan pikirkan dalam beberapa minggu terakhir, dan duduk beberapa jam bersama teman-teman terdekat saya, saling bertukar cerita dan tawa, bisa membuat saya santai dan melupakan semua pekerjaan yang harus saya selesaikan. Meskipun cuma sejenak. Mungkin saya butuh tidak melakukan apa-apa seharian, memberikan kesempatan ke diri saya sendiri untuk istirahat sebentar.

Ah, yang jelas kemarin saya senang karena kalian! :)


Setelah itu, ketika pulang, saya ngobrol sekilas dengan Ita.
"Ta, dengerin Ryan sama Ekki curhat soal cewek, gue jadi kangen ceritain soal cowok ke temen gue, deh."

Haha, sejujurnya emang gitu. Saya juga bilang ke Ekki kalau gara-gara dan Ryan saya jadi galau, padahal nggak pernah galau-galauan sebelumnya, haha. Meskipun saya dan Ita, yang sama-sama nggak mau pacaran, sering bercanda, kalau kita kangen punya gebetan. Ah, risiko kuliah di psikologi emang gitu, hahaha.

Saya bukan galau pengen punya pacar. Itu sampai saat ini belum pernah terlintas di pikiran saya. Saya cuma kangen punya orang yang ditungguin SMS atau telfonnya. Yang bisa saya ceritain ke temen-temen saya setiap hari. Yang bisa bikin saya senyum-senyum sendiri. #Eh. Udah ah. Nggak segitunya juga kok, haha.

Tuesday, May 10, 2011

Pembuktian

Saya seneng karena kondisi sejak terakhir kali nge-blog udah sangat berubah. Sekarang semua orang (setidaknya yang saya tau) memberikan support-nya buat saya - bahkan mereka yang seharusnya berada di posisi netral. Saya juga dapet banyak pelukan dari beberapa orang. Beberapa yang orang yang deket banget sama saya, yang jadi korban buat dengerin tangisan saya, atau keduanya.

Iya, saya sempet nangis (lagi) beberapa kali. Saya ogah banget nangis di depan orang lain, tapi yang ini bener-bener udah nggak bisa ditahan. Dan tau nggak? Ternyata cerita ke orang lain sampe nangis itu nikmatnya luar biasa. 'Meledak' itu efeknya luar biasa. Untung saya ada di fakultas yang isinya penuh sama pendengar-pendengar murahan (eh ini konotasi positif loh, maksudnya banyak yang mau dengerin meskipun ga ada untungnya juga buat mereka buat dengerin unek-unek saya). Dan setelah seharian nangis sampe sembab, besoknya (hingga detik ini) saya udah kembali seperti biasa lagi. Lebih semangat malah, karena ada yang mau dibuktiin.

Kemudian, ketika saya jadi lebih serius dalam menyelesaikan tanggung jawab saya daripada biasanya, dua teman saya, Icca dan Senza, ngingetin saya untuk tetap bekerja karena passion, bukan karena tekanan. Jangan sampai saya kerja hanya karena ingin melakukan pembuktian, karena lama-lama saya pasti akan jenuh dan capek sendiri. Itu sebenernya yang sempet saya takutkan. Tapi kemudian, karena ada harga yang harus dibayar, saya rela kok ngesampingin keinginan saya sendiri. Demi satu kata itu, pembuktian.

Saya kemudian ingat kata Lunardi, bos saya di PsyFest. "Lo pasti belajar banyak tahun ini, Yas." Begitu katanya. Saya setuju, saya percaya, dan saya berharap demikian. Setidaknya, pembelajaran yang saya dapet dari semua tanggung jawab yang saya ambil ini lah yang akan jadi reward buat saya.

Dan nyatanya, sampai saat ini saya sudah belajar sedikit.

Di awal, saya belajar untuk melakukan negosiasi dan mengajak orang lain melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.
Saya kemudian belajar untuk membuat sebuah keputusan penting.
Saya juga belajar untuk lebih kritis dalam memandang sesuatu. Apapun.
Dan hari ini, saya belajar untuk berani mengutarakan pendapat di depan orang yang cukup banyak - sesuatu yang selalu saya hindari. Meskipun nervous setengah mati dan melakukan sedikit kesalahan, toh saya udah berani nyoba, untuk pertama kalinya.

Semoga setelah ini saya dapet banyak pelajaran-pelajaran lain, dan semoga saya tetep kuat ngejalanin ini semua.

Oh, dan semoga semester ini cepet selesai, supaya pikiran saya nggak kepecah belah terus antara urusan akademis dan nonakademis. Tapi tetep, semoga akhir semester ini bahagia. Semoga IP saya bisa tetep naik pelan-pelan, buat pembuktian ke diri sendiri bahwa saya bisa bagi waktu dan konsentrasi dengan baik. Meskipun saya nggak yakin bisa untuk urusan yang satu ini, tapi ya nggak ada salahnya kok berdoa.






Allah, tolong biarin saya membuktikan apa yang udah saya umbar-umbar ke orang lain ya. Tolong biarin saya jadi orang yang bertanggung jawab.

Amin.

Tuesday, May 3, 2011

Tentang Tanggung Jawab dan Komitmen

Today was a pretty tough day for me. I cried two times, and as I realized that today ends pretty well, I cry one more time. It's been a long time since I last cried. Well, actually, it's been a long time since I last had a problem.

Masalah ini bukan masalah besar kok sebenarnya. Dibilang masalah pun sebenernya cuma karena menyangkut kepentingan orang banyak dan menimbulkan kegalauan yang amat sangat di diri saya sendiri. Ini cuma masalah kecil yang melatih kedewasaan saya. Yang melatih kemampuan saya dalam mengambil keputusan, memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti, mempertanggungjawabkan keputusan yang telah saya pilih, dan ya.... semacamnya. Intinya, hari ini saya belajar banyak.

Hari ini saya ketemu dengan beberapa orang untuk minta izin dan saran - Meskipun kata Angel, nggak ada yang berhak untuk ngelarang saya karena cuma saya yang bisa memutuskan, dan cuma saya yang sepenuhnya mengerti tentang kapasitas diri saya sendiri.

Hari ini saya nangis tiga kali. Satu karena kaget dan ragu, satu karena kesel, satu karena sedih. Meskipun saya juga ketawa beberapa kali. Banyak sih, harusnya.

Hari ini saya mengumbar banyak janji. Janji ke tiga pihak sekaligus. Janji bahwa saya akan bisa total kerja di mana aja. Janji bahwa saya akan bisa membagi diri dengan baik. Janji bahwa saya bisa memegang komitmen dengan baik. Janji bahwa janji saya akan saya tepati.

Tanpa benar-benar yakin kalau janji itu bisa saya tepati. Though I know, I'll be haunted for the rest of my life if I can't.

Masalahnya, meskipun saya tipe orang yang tau benar apa kekurangan dan kelebihan diri sendiri, saya juga tipe orang yang sangat mementingkan pendapat orang lain. Jadi, meskipun saya sebenarnya yakin kalau saya mampu, saya akan jadi ragu kalau orang-orang meragukan saya. Kalau orang-orang seakan-akan nggak mendukung saya. Meskipun kata mereka nggak gitu.

Hari ini saya sibuk meyakinkan orang-orang itu kalau sebenarnya saya mampu. Tapi yang mungkin nggak banyak yang tau, sebenarnya saya juga ngelakuin itu sambil menyakinkan diri saya sendiri.

Keputusan itu pun akhirnya saya buat. Dengan segala risiko yang ada dibaliknya. Sekarang saya tinggal ngelakuin yang terbaik yang bisa saya lakuin, dan megang janji yang udah saya umbar ke mereka.

It's not that hard, that's my biggest wish.



(langsung saya pasang jadi DP BBM saya. Labil, yah?)



But, to be honest, a long, warm hug and a support is all i need right now.





Saya cuma mau dikasih semangat dan dikasih dukungan. Saya nggak bisa kerja kalau masih ada yang nggak setuju sama keputusan yang saya ambil, beneran deh. Doain saya ya. Saya pasti bisa ngelewatin ini semua, iya kan?

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...